
Foto | Wali Kota Sabang dan Forkopimda serta para peserta Upacara Sumpah Pemuda ke-97 melakukan sesi foto bersama di halaman kantor Wali Kota Sabang
HARI Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025 bukan sekadar seremoni
tahunan di Kota Sabang. Ia telah berubah menjadi titik balik penting untuk
membangun kesadaran bahwa masa depan daerah ini sebuah wilayah strategis yang
terus berkembang anak muda adalah poros penggeraknya.
Pagi itu, halaman Kantor Wali Kota Sabang menjadi arena refleksi besar-besaran tentang arah bangsa dan peran generasi muda dalam perubahan yang makin cepat.
Di tengah barisan peserta yang berdiri tegap, Wali Kota Sabang, Zulkifli H Adam, hadir sebagai Inspektur Upacara. Namun lebih dari sekadar menjalankan tugas seremonial, ia membawa sebuah pesan yang menegaskan bahwa perjuangan pemuda hari ini tidak lagi berada di medan perang, tetapi pada arena kompetisi global yang memerlukan kecerdasan emosional, integritas, serta disiplin tinggi.
Amanat Menpora Erick Thohir, yang dibacakan Wali Kota Sabang, menjadi pembuka yang menggugah kesadaran seluruh peserta. "Kalian bukan pelengkap sejarah, kalian adalah penentu sejarah berikutnya,” demikian salah satu pesan yang menggetarkan lapangan upacara.
Kalimat itu melahirkan suasana hening beberapa detik sebelum kembali disambut kepala tegak para peserta upacara sebuah simbol sederhana, namun penuh makna: generasi muda Sabang siap untuk tantangan baru.
Sabang berada di pintu gerbang barat Indonesia. Posisi strategis ini sangat relevan ketika negara membutuhkan generasi muda yang kuat, kreatif, dan siap bersaing di tengah perubahan global. Pesan Sumpah Pemuda tahun 1928 yang sarat dengan semangat persatuan, ternyata masih sangat relevan dalam kehidupan modern hari ini.
Menurut Wali Kota Sabang, Zulkifli H Adam, dunia bergerak dengan kecepatan yang belum pernah dialami generasi sebelumnya. Transformasi digital, perubahan sosial, dan dinamika ekonomi global memaksa pemuda untuk memiliki karakter yang jauh lebih kuat.
| Foto | Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam saat diwawancarai Wartawan usai upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Sabang |
“Generasi muda Sabang tidak boleh kalah dengan perubahan. Mereka harus bangkit, bertahan, dan berusaha gigih demi masa depan dan masa depan keluarga mereka,” ujarnya.
Ia menegaskan, meski zaman berubah, inti perjuangan tetap sama: tidak menyerah. Jika dahulu pemuda bertempur dengan bambu runcing, kini perjuangan itu diwujudkan melalui inovasi, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi.
Salah satu pernyataan paling tegas dalam sambutan Zulkifli adalah peringatan kepada para pemuda agar menjauhi dua hal yaitu Kemalasan, dan Narkoba. “Kalau ini dijauhi, dan kalian rajin beribadah, saya yakin anak-anak Sabang akan menjadi orang sukses,” tegasnya.
Pandangan itu bukan tanpa alasan. Pemuda masa kini hidup di era digital yang akses informasinya tak terbendung. Semua hal dapat diakses, tetapi tidak semuanya bermanfaat. Kemudahan akses ini membawa peluang besar sekaligus risiko besar.
Arus informasi yang salah, godaan gaya hidup instan, serta ancaman narkoba yang mengincar generasi muda menjadi tantangan nyata. Di sinilah relevansi Sumpah Pemuda diuji: apakah generasi muda masih bisa mempertahankan karakter kuat di tengah gempuran modernitas.
Menurut Wali Kota, tantangan era ini harus dijawab dengan kerja keras dan ketangguhan mental. Pemuda Sabang harus mempersenjatai diri dengan semangat belajar, keterampilan, serta kemampuan berpikir kritis.
Zulkifli mengajak seluruh pemuda untuk tidak hanya memandang perjuangan para pahlawan sebagai cerita masa lalu. Menurutnya, seluruh nilai perjuangan itu sebenarnya harus lahir kembali dalam bentuk yang berbeda. Jika dahulu perjuangan berarti mengangkat senjata, kini perjuangan berarti mengangkat potensi diri.
“Perjuangan masa kini adalah perjuangan kreativitas, inovasi, kedisiplinan, dan adaptasi terhadap perubahan global,” jelasnya.
![]() |
| Foto | Jajaran Forkopimdan di Upacara Sumpah Pemuda tahun 2025 di Kota Sabang |
Salah satu bagian paling kuat dari upacara tersebut ialah kutipan dari amanat Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir. Ia menyoroti pentingnya ketangguhan mental, terutama di era kompetisi global yang kian ketat.
“Di zaman seperti sekarang, salah satu yang harus dimiliki pemuda adalah ketangguhan. Generasi muda kita harus berani bermimpi besar dan tidak mudah menyerah.”
Pesan itu menggambarkan standar baru untuk anak muda. Pemuda tidak cukup hanya rajin, tidak cukup hanya pintar. Mereka harus tangguh dalam tekanan, berani mengambil risiko, memiliki keberanian untuk bermimpi dalam skala besar dan tidak takut gagal.
Pesan tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Kota Sabang yang ingin generasi mudanya mampu menembus batas-batas lokal dan tampil di panggung nasional maupun internasional.
Kota Sabang saat ini berada dalam periode akselerasi Pembangunan baik dari aspek pariwisata, ekonomi kreatif, maupun pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah Kota Sabang memandang bahwa pembangunan tidak bisa hanya bertumpu pada infrastruktur. Yang lebih penting adalah pembangunan karakter manusia.
Zulkifli menekankan bahwa kapasitas generasi muda Sabang harus menjadi pondasi utama untuk mendorong kemajuan daerah.
“Pemuda Sabang punya potensi besar. Tapi potensi itu harus didorong dengan kedisiplinan, kerja keras, dan integritas,” ujarnya.
| Foto | Komandan Upaca dan peserta yang terdiri dari PNS, Pelajar dan Ormas di Sabang |
Ia mengingatkan bahwa kecanggihan teknologi bukan berarti generasi muda boleh kehilangan nilai-nilai moral. Justru teknologi harus menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas.
Sebagai daerah kepulauan dengan dinamika masyarakat yang unik, Sabang membutuhkan pendekatan pembangunan yang peka terhadap kebutuhan generasi muda.
Ia menekankan bahwa dukungan pemerintah hanya menjadi energi awal. Yang menentukan keberhasilan akhir adalah semangat dan komitmen pemuda Sabang.
Menurut Wali Kota Sabang, nasionalisme bukan hanya diukur dari seberapa sering seseorang menghadiri upacara, tetapi sejauh mana generasi muda menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
“Pemuda bukan hanya penerus estafet pembangunan, tetapi motor penggerak perubahan,” ujar Zulkifli.
Dengan kata lain, tugas generasi muda tidak lagi hanya menunggu giliran untuk memimpin, tetapi mulai berkontribusi sejak sekarang melalui karya nyata. Upacara Sumpah Pemuda di Sabang tahun ini menekankan bahwa pemuda harus berani mengambil posisi sebagai pemeran utama, bukan penonton dalam perubahan zaman.
Kegiatan peringatan Sumpah Pemuda tahun ini ditutup dengan penegasan bahwa langkah perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Semangat yang dibangun dalam upacara tidak boleh berhenti di lapangan Kantor Wali Kota, tetapi harus mengalir ke ruang-ruang rumah, sekolah, kampus, hingga ruang kerja.
Zulkifli mengajak seluruh pemuda Sabang untuk menjadikan momen Sumpah Pemuda sebagai titik awal lahirnya generasi baru: generasi yang kuat, berani, kreatif, berintegritas, dan berorientasi masa depan.
“Generasi muda Sabang harus bangkit, punya kreasi, punya
inovasi, dan berguna bagi bangsa dan negara,” tutupnya.
[ADVERTORIAL]

Komentar0