TpCoGpCiTfO9GpY6GpOpBSdlTA==

Perkemahan Pramuka Sabang: Arena Pembentukan Karakter, Kepemimpinan, dan Ketangguhan Generasi Muda

 

Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus memberikan bantuan pangan secara simbolis  kepada salah satu peserta Perkemahan Pramuka di Sabang

BANYAK nilai tradisional yang dulu terbentuk secara natural di lingkungan sosial kini mulai tergerus oleh dinamika zaman. Karena itu, kegiatan yang mampu menghadirkan kembali pendidikan karakter secara langsung menjadi semakin penting.

Salah satu ruang pembinaan yang tetap relevan adalah Gerakan Pramuka organisasi yang telah puluhan tahun menjadi wadah pembentukan jiwa kepemimpinan, kedisiplinan, dan karakter sosial anak muda.

Kesadaran inilah yang melatari penyelenggaraan Perkemahan Bersama Gerakan Pramuka Kota Sabang, sebuah kegiatan besar yang menjadi titik temu ratusan peserta dari berbagai gugus depan. Selama beberapa hari, kawasan perkemahan itu berubah menjadi laboratorium karakter, tempat para peserta ditempa melalui beragam aktivitas fisik, mental, dan sosial.

Wakil Wali Kota Sabang, Suradji Junus, hadir langsung membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia memberi penekanan kuat bahwa Gerakan Pramuka bukanlah sekadar aktivitas rutinitas di sekolah, melainkan fondasi penting dalam membentuk generasi masa depan. Baginya, kegiatan seperti perkemahan justru merupakan jawaban atas kebutuhan generasi muda di era digital saat ini.

Angle utama dalam kegiatan ini bukan sekadar perkemahan, melainkan upaya menghadirkan pengalaman langsung bagi generasi muda agar mereka memahami pentingnya kemandirian, disiplin, dan solidaritas.

Suradji menegaskan hal tersebut saat memberikan sambutan pembukaan. Ia menyampaikan bahwa Pramuka adalah wadah yang mampu membawa peserta kembali pada esensi pendidikan karakter yang sebenarnya yaitu pengalaman nyata.

“Gerakan Pramuka bukan sekadar kegiatan baris-berbaris. Ini adalah wadah utama untuk membentuk karakter, melatih kemandirian, dan mengasah keterampilan hidup,” ujarnya.

Wakil Walki Kota Sabang Suradji Junus memakaikan pita tanda dimulainya Perkemahan Pramuka Tahun 2025 di Sabang

Pesan tersebut mencerminkan kekhawatirannya akan kondisi generasi muda saat ini. Di era ketika teknologi menghadirkan kemudahan dan akses informasi tanpa batas, banyak anak-anak remaja yang terjebak dalam kenyamanan digital. Ketika dunia maya menjadi ruang bermain utama, ketangguhan mental dalam menghadapi masalah nyata sering kali tidak terbentuk dengan baik.

Perkemahan ini kemudian hadir sebagai antitesis dari kenyamanan digital itu. Peserta diharuskan hidup mandiri, mengatur waktu, mengelola kebutuhan pribadi, bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tantangan yang disiapkan oleh pembina.

Situasi-situasi tersebut mengembalikan mereka pada kemampuan dasar yang sering terlupakan kemampuan untuk bertahan, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan.

Dalam kesempatan tersebut, Suradji tidak menutup mata terhadap kompleksitas persoalan yang kini dihadapi anak-anak muda. Ia secara terbuka menyampaikan bahwa arus digitalisasi membawa dua sisi mata uang kemudahan sekaligus ancaman.

“Kita semua tahu bahwa generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Kita berhadapan dengan dampak negatif digitalisasi, ancaman paham radikalisme, serta lunturnya nilai moral dan budi pekerti,” kata Suradji.

Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus bersama Komandan Kodim 0112 Sabang mengecek kesiapan peserta perkemahan 

Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Banyak riset menunjukkan bahwa anak muda kini lebih rentan terhadap distraksi digital, misinformasi, polarisasi pemikiran, hingga penurunan empati akibat kurangnya interaksi sosial nyata. Bila tidak dibentengi dengan pendidikan karakter yang kuat, mereka dapat dengan mudah terjerumus pada hal-hal negatif yang disebabkan oleh penggunaan teknologi tanpa kontrol.

Dalam konteks inilah, Suradji menilai Gerakan Pramuka sebagai benteng terdepan yang mampu mengimbangi derasnya arus perubahan zaman. Pramuka mengajarkan aktivitas fisik, keterampilan zaman dahulu yang tetap relevan, interaksi sosial positif, serta pendidikan mental yang menguatkan kepribadian.

Tidak berhenti pada peserta, Suradji juga memberikan perhatian khusus kepada peran para pembina.

Menurutnya, pembina adalah elemen paling vital dalam gerakan ini. Kepemimpinan mereka tidak hanya hadir dalam bentuk instruksi, tetapi juga keteladanan.

“Saya berpesan kepada para pembina untuk tidak pernah lelah dalam membimbing dan memotivasi para peserta dengan penuh keikhlasan,” ucapnya.

Pembina Pramuka berperan membentuk ekosistem belajar yang menyenangkan sekaligus mendidik. Tanpa mereka, kegiatan perkemahan tidak akan memberi dampak yang besar. Sikap disiplin, etika pergaulan, semangat gotong royong, dan nilai-nilai kebangsaan yang ditanamkan kepada peserta merupakan hasil dedikasi pembina.

Bagi Suradji, kerja keras pembina adalah investasi jangka panjang. Apa yang mereka tanamkan hari ini akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk generasi muda yang berkarakter kuat, siap berkontribusi, dan mampu memimpin di masa depan.

Dalam rangkaian sambutan, ada satu pesan yang berulang kali ia tekankan kepada para peserta, yakni pentingnya menjaga nama baik diri dan organisasi. Bagi Suradji, setiap peserta perkemahan membawa identitas baik sebagai anak, sebagai pelajar, sebagai anggota gugus depan, maupun sebagai representasi Kota Sabang.

“Dan kepada seluruh peserta, saya titipkan agar selalu menjaga nama baik diri sendiri, nama baik sekolah atau gugus depan, dan tentu saja, nama baik Gerakan Pramuka Kota Sabang,” pesannya.

Upacara Pembukaan Kegiatan Perkemahan Bersama (Kamsama) Tingkat Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA) se-Kota Sabang di Lapangan Pasi Jr. Nek Raman, Gampong Anoi Itam, Sabang, jum'at (31/10)

Pesan ini memperkuat nilai integritas yang menjadi salah satu pilar utama pendidikan Pramuka. Saat peserta berada di lingkungan perkemahan, mereka belajar bahwa tindakan kecil sekalipun dapat mencerminkan karakter dan nilai yang dipegang.

Salah satu bagian yang paling menyentuh dalam sambutan adalah ketika Suradji mengutip perkataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025. “Hai pemuda, jangan takut bermimpi besar, jangan takut gagal. Bangsa yang besar lahir dari pemuda yang berani, yang mencintai bangsanya, yang rela berkorban untuk rakyatnya.”

Menurutnya, generasi muda Sabang harus menjadikan kutipan itu sebagai pedoman dalam menjalani perjalanan hidup mereka. “Jadilah pemuda-pemudi Sabang yang berani, yang cinta tanah air, dan yang siap membangun bangsa!” tegasnya.

Ucapan ini bukan sekadar motivasi, melainkan kompas moral yang diharapkan mampu mengarahkan peserta menuju masa depan yang lebih baik.

Bagi Pemerintah Kota Sabang, perkemahan Pramuka adalah bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia. Pemerintah menyadari bahwa pembentukan generasi muda tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada pendidikan formal di sekolah. Dibutuhkan ekosistem yang terintegrasi antara keluarga, sekolah, organisasi, dan pemerintah.

Pramuka menjadi jembatan kolaborasi itu. Dengan kegiatan perkemahan, berbagai pihak bersinergi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi generasi muda. Pemerintah menyediakan fasilitas dan dukungan kebijakan, sekolah menyiapkan peserta dengan disiplin dan motivasi, sementara masyarakat memberikan lingkungan sosial yang mendukung.

Selama kegiatan berlangsung, peserta menghadapi berbagai pos dan tantangan yang menuntut kemampuan berpikir cepat, bekerjasama, memimpin, dan mengambil keputusan.

Dari simulasi kebencanaan, jelajah alam, penyelesaian konflik, hingga pengembangan wawasan kebangsaan, semua dirancang untuk membangun ketangguhan mental.

Situasi ini menjadi ruang bagi peserta untuk belajar mengenai cara bekerja dalam tim, memahami karakter teman sebaya, mengatur waktu dan strategi, mengelola tekanan, dan mengasah kemampuan komunikasi.

Nilai-nilai tersebut tidak mereka temukan dalam ruang kelas. Inilah yang membuat kegiatan perkemahan menjadi pengalaman hidup yang membekas.

Satu hal yang menjadi catatan penting adalah keharusan bagi Gerakan Pramuka Sabang untuk terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman. Modernisasi metode pelatihan, pemanfaatan teknologi secara positif, dan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi langkah yang perlu diambil tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar Pramuka.

Pramuka Sabang dituntut untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki mental kuat, daya juang tinggi, serta jiwa sosial yang tinggi.

Di titik inilah perkemahan Pramuka menjadi momentum penting. Ia bukan hanya pertemuan rutin tahunan, tetapi jembatan menuju masa depan generasi muda Sabang yang lebih berkarakter, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi tantangan global.

Perkemahan Bersama Pramuka Sabang tahun ini mencerminkan bahwa minat generasi muda terhadap organisasi ini masih sangat tinggi. Ratusan peserta yang hadir dengan antusias menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka tetap relevan dan memiliki daya tarik kuat.

Dengan dukungan penuh pemerintah, dedikasi para pembina, dan semangat para peserta, kegiatan ini menjadi simbol harapan bahwa masa depan Sabang berada di tangan generasi yang tangguh, berkarakter, dan siap berkontribusi.

Suradji menutup sambutannya dengan doa agar seluruh rangkaian kegiatan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. “Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi langkah dan niat baik kita semua,” ujarnya.

Kegiatan ini kemudian menjadi lebih dari sekadar perkemahan ia menjadi perjalanan pembentukan karakter yang akan dikenang oleh setiap peserta yang terlibat.

[ADVERTORIAL]

Komentar0

Type above and press Enter to search.