![]() |
Boat nelayan di teluk Sabang menghindari cuaca buruk diseputaran laut Sabang |
KABARHI.ID | Sabang — Cuaca laut di sekitar wilayah Sabang memasuki fase kritis. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan utara Sabang dan Samudra Hindia.
Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 2,5 meter, disertai angin kencang yang berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Prakirawan BMKG Aceh, Dedi Ardana, menjelaskan bahwa kondisi ini dipicu oleh pergerakan angin dari timur laut menuju tenggara. Perubahan arah angin tersebut menyebabkan tingginya gelombang di beberapa titik perairan sepanjang Sabtu (12/4/2025).
"Potensi tinggi gelombang di bagian utara Sabang dan Samudra Hindia hari ini berkisar antara 1 hingga 2,5 meter. Kami imbau seluruh pelaku pelayaran agar tidak memaksakan berlayar apabila terjadi cuaca ekstrem," kata Dedi, dalam keterangan resminya.
Untuk rute pelayaran penyeberangan Balohan Sabang–Banda Aceh, tinggi gelombang dilaporkan lebih landai, berkisar 0,5 hingga 0,75 meter. Sementara di perairan pesisir barat dan selatan Aceh, ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 1,5 meter.
Menanggapi peringatan BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sabang segera mengeluarkan imbauan kepada nelayan dan operator pelayaran agar lebih berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya.
"Kami minta seluruh pelaku pelayaran di Sabang, baik nelayan maupun operator kapal, agar memantau terus informasi cuaca dari BMKG. Jangan paksakan diri berlayar jika kondisi tidak memungkinkan. Keselamatan harus menjadi prioritas," ujar Plt. Kepala Pelaksana BPBD Sabang, Harry Susethia, saat dikonfirmasi, Sabtu siang.
Menurut Harry, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BMKG dan Syahbandar untuk memastikan informasi cuaca disebarluaskan secara merata, khususnya kepada masyarakat pesisir dan pelaku wisata bahari.
BPBD Sabang juga menyiapkan saluran komunikasi darurat untuk penyebaran informasi terkini. "Kalau diperlukan, informasi peringatan akan kami sebarkan melalui kanal informasi seperti Wak Orange dan Wak Biru Menyapa, yang sudah familiar di tengah masyarakat," jelasnya.
Harry juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap perubahan cuaca yang bersifat mendadak. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak hanya mengandalkan prakiraan cuaca harian, tetapi aktif memantau pembaruan cuaca melalui kanal resmi BMKG, baik di laman web maupun aplikasi Info BMKG.
“Cuaca ekstrem tidak hanya mengganggu pelayaran, tapi juga berisiko terhadap keselamatan jiwa. Kami harap masyarakat tidak mengabaikan peringatan yang ada,” tambahnya.
Sementara itu, hingga Sabtu sore, belum ada
laporan resmi terkait kecelakaan laut akibat cuaca buruk di wilayah Sabang.
Namun, BPBD tetap siaga dan meminta seluruh pihak untuk meningkatkan
kewaspadaan hingga kondisi perairan kembali normal.
[ARDHA]
Komentar0