Petugas Unit Polisi Mounted Ankara berpatroli sambil membawa anjing di distrik Ulus, Ankara, Turki. Foto: AFP/ADEM ALTAN
KABARHi.id I Jakarta - Otoritas Turki menangkap 3 kartunis karena gambar satir yang dipublikasikan di majalah mingguan Leman, yang tampaknya menggambarkan Nabi Musa dan Nabi Muhammad berjabat tangan di langit, sementara rudal terbang di bawah dalam sebuah adegan yang menyerupai perang.
Kartun itu dianggap sebagai komentar atas kerukunan beragama yang bertentangan dengan konflik di Bumi. Namun, kartun ini menuai kecaman keras dari pejabat pemerintah dan kaum konservatif religius.
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya membagikan video di X yang menunjukkan petugas kepolisian menangkap kartunis Dogan Pehlevan dan menyeretnya di tangga sebuah gedung, dan tangannya diborgol di belakang.
"Saya sekali lagi mengutuk mereka yang mencoba menabur perselisihan dengan menggambar karikatur Nabi Muhammad," kata Yerlikaya, dikutip dari Reuters, Selasa (1/7).
"Pihak yang menggambar gambar yang keji ini, D.P, telah ditangkap dan ditahan. Orang-orang tidak tahu malu ini akan mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan hukum," lanjutnya.
Yerlikaya kemudian mengunggah dua video lain, yang menunjukkan dua pria lainnya dibaringkan di tanah dan dibawa secara paksa dari rumah oleh anggota polisi yang menyeret mereka ke dalam mobil van -- satu di antara mereka berjalan tanpa alas kaki.
Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc juga mengatakan penyelidikan telah dilakukan berdasarkan Pasal 216 KUHP Turki, yang mengkriminalisasi hasutan untuk kebencian dan permusuhan, dan perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk total 6 orang.
Sementara itu, majalah Leman dalam unggahan di X meminta maaf kepada pembacanya yang merasa tersinggung. Leman mengatakan, gambar itu disalahpahami.
Majalah Leman mengatakan, Pehlevan berusaha menyoroti penderitaan laki-laki Muslim yang tewas dalam serangan Israel, dan tidak ada niat untuk menghina Islam atau nabinya.
"Nama Muhammad termasuk kata yang paling banyak digunakan oleh umat Muslim untuk menghormati sang nabi. Kartun itu tidak menggambarkan nabi dan tidak digambar untuk mengejek nilai-nilai agama," kata majalah Leman.
Leman juga mendesak otoritas kehakiman untuk bertindak melawan apa yang mereka sebut sebagai kampanye kotor, dan meminta pasukan keamanan untuk melindungi kebebasan bereskpresi.
Pada Senin (30/6) malam, sebuah video di media sosial menunjukkan kelompok pengunjuk rasa berbaris menuju gedung kantor Leman di Istanbul pusat, meneriakkan slogan-slogan dan menendang pintu masuk kantor.
Reports Without Borders menempatkan Turki di peringkat 157 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers 2024.(Sumber: KUMPARAN)
Komentar0