TpCoGpCiTfO9GpY6GpOpBSdlTA==

Mari Jadikan 1 Muharram Semangat Hijrah Perbaikan Diri

Semangat 1 Muharram Pawai Ta'aruf yang dilaksanakan oleh seluruh pelajar tingkat dasar dan menengah di Kota Sabang

TAHUN Baru Hijriah atau 1 Muharram 1447 ini diperingati sebagai Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah. Dan perayaan Tahun Baru Hijriah merupakan salah satu agenda penting dengan terjadinya beragam sejarah yang dialami Nabi Muhammad SAW.

Dimana diantaranya menjadi peringatan peristiwa Hijriah pertamanya Rasulullah bersama umatnya kala itu dari Kota Mekkah ke Kota Madinah pada tahun 622 M.

Seperti diketahui bersama Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam dan bulan ini merupakan bulan yang memiliki banyak kemuliaan. 

Maknanya Bulan Muharram selain dari peristiwa hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW juga dilakukan sebagai strategi dakwah dan menanggapi situasi dan kondisi yang tidak kondusif yang terjadi di Kota Mekkah pada waktu itu.

Namun tentunya berbeda untuk sekarang hijrah sendiri diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk menuju ke arah yang lebih baik. 

Ketua DPRK Sabang Magdalaina

Kini peristiwa hijrah diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti berani meninggalkan sesuatu yang buruk, yang merugikan diri sendiri dan beralih pada sesuatu lebih baik serta bermanfaat untuk orang lain.

Tergantung bagaimana seseorang itu mengartikan kemuliaan Bulan Muharram sebagai momen melipat ganda semua amalan kebaikan yang mau dikarjakan.

"Jadi yang terpenting dalam, peringatan 1 Muharram, Tahun Baru Islam 1447 Hijriah ini sepatutnya kita jadikan sebagai renungan untuk kita hijrah dalam perbaikan diri dari tahun sebelumnya dan  menuju tahun yang akan datang.

Artinya, bila niat kita ingin berubah untuk menjadi lebih baik ke depan dari sebelumnya, Insya Allah kita pasti akan mendapatkan Ridha Allah SWT, jadi semua itu tergantung niat dari diri kita untuk melakukan evaluasi diri ke arah yang lebih baik lagi," kata Ketua DPRK Sabang Magdalaina.

Penampilan dari SMP Negeri 3 Kota Sabang

Menurutnya, sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita diharuskan  merenungi dan selalu tafakur pada nikmat yang sudah diberikan Allah SWT.

Bersyukur karena telah diberi kesehatan dan kelancaran berpikir dalam menghadapi berbagai  dinamika dalam menjalankan kehidupan.

Tentunya banyak sekali tantangan yang dihadapi untuk dijadikan pembelajaran serta pengalaman hidup yang harus dihadapi dari tahun ke tahun.

"Dari sinilah kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, harus bisa memaknai perjalanan hidup yang sudah kita lalui.

Oleh karenanya, di balik 1 Muharram Tahun Baru Islam 1447 Hijriah ini sudah sepatutnya dijadikan momentum perubahan diri hijrah untuk jadi manusia yang lebih baik.

Meskipun secara filosofi bahwa hijrah berarti berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tapi, secara makna ini mengisyaratkan bahwa jika umat Islam menginginkan suatu kebaikan dunia akhirat harus hijrah memperbaiki diri," jelasnya. 

Disebutkan Magdalaina, ada dua bentuk hijrah dalam ajaran Islam, yakni hijrah fisik dan hijrah rohani, yang pertama adalah, hijrah secara fisik pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, dalam menyebarkan agama Islam bersama para sahabat. 

Pelepasan pawai oleh Forkopimda Kota Sabang

Hijrah fisik ini membuktikan betapa hebatnya pengorbanan Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat dengan melewati berbagai tantangan dan rintangan saat melakukan perjalanan sangat jauh.

Menelusuri luasnya hamparan gurun yang luas di bawah terik matahari membakar kulit serta menghadapi terpaan badai gurun pasir dan lembah bebatuan sebelum pada akhirnya sampai ke tempat tujuan. 

Namun demikian, semua rintangan berat tersebut berhasil dilalui dan mereka hadapi dengan penuh ketabahan dan kesabaran. 

Tujuannya tidak lain hanya untuk menyelamatkan akidah yang telah ditanamkan Rasulullah SAW di dalam dada para sahabat dan umatnya.

Kewajiban hijrah secara fisik memang sudah berakhir setelah penaklukan Kota Mekkah.

Siswi SMP Negeri 2 Kota Sabang

Namun pertanyaan apakah spirit itu masih tetap bersemayam di hati generasi umat Islam saat ini?

"Tentu jawabannya ada pada diri kita sendiri sejauh mana kita memahami perjuangan Rasulullah SAW beserta para sahabat pada masa itu," ujarnya.

Kedua, hijrah rohani, dimana secara jasad kita tetap berada di suatu tempat, namun hati dan pikiran, prilaku dan jiwa telah berhijrah. Pindah dari kondisi yang tidak baik kepada keadaan yang baik, dari keadaan yang baik kepada kondisi lebih baik.

"Pertanyaannya apakah kita mau berhijrah untuk intropeksi diri dari kesalahan yang kita berbuat menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Karena Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum kalau dia tidak berusaha mengubah dirinya sendiri.

Saya pikir hijrah secara rohani inilah  yang harus kita lakukan untuk terus memperbaiki diri dan pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri menuju ka arah yang lebih baik lagi," tutupnya.

(Advertorial)

Komentar0

Type above and press Enter to search.