Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Sabang, Harry Susethia
KABARHI.ID | Sabang — Kebakaran hebat yang melanda kawasan padat penduduk di Gampong Kuta Barat, Kota Sabang, Minggu (6/7/2025) dini hari, menyisakan sejumlah catatan penting mengenai kesiapsiagaan dan infrastruktur penanggulangan bencana di daerah kepulauan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sabang mengungkap sejumlah kendala utama yang memperlambat proses pemadaman dan evakuasi, mulai dari akses jalan yang sempit hingga keterbatasan pasokan air.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Sabang, Harry Susethia, menjelaskan bahwa lokasi kejadian berada di area permukiman padat, dengan rumah-rumah berdempetan yang membuat api cepat menjalar.
“Jalur menuju lokasi sangat sempit, dan ini menyulitkan unit pemadam kebakaran untuk masuk dan bermanuver. Bahkan, beberapa titik api sulit dijangkau secara langsung,” kata Harry saat dikonfirmasi, Senin (7/7/2025).
Selain akses yang terbatas, tantangan lainnya adalah minimnya sumber air di sekitar lokasi. Menurut Harry, titik air terdekat berada cukup jauh, sementara beberapa unit armada tangki air milik BPBD saat itu tidak dapat beroperasi dengan optimal.
“Pasokan air menjadi kendala besar. Dalam situasi genting seperti ini, semua armada harus dalam kondisi siap, tapi kenyataan di lapangan justru sebaliknya,” ujarnya.
Ia menambahkan, jarak antar rumah yang sangat rapat turut menyulitkan proses evakuasi warga. Petugas di lapangan harus bergerak hati-hati agar tidak menimbulkan korban tambahan, apalagi saat suasana masih gelap dan penuh kepanikan.
Kondisi semakin kompleks ketika banyak warga berdatangan untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Kerumunan masyarakat tak jarang memperlambat laju mobil pemadam maupun evakuasi korban.
“Ini selalu menjadi tantangan sosial yang berulang. Ketika terjadi kebakaran, warga justru ramai menonton, bukan menjauh. Ini menghambat kinerja petugas dan memperbesar risiko,” ungkap Harry.
Meski dihadapkan pada berbagai hambatan, BPBD dibantu aparat TNI dan Polri berhasil mengendalikan situasi. Harry menyampaikan apresiasi kepada para Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang bertugas di lokasi karena dinilai sigap menjaga ketertiban dan mengatur lalu lintas di tengah kepadatan warga.
“Sinegitas lintas sektor menjadi sangat penting dalam kondisi darurat seperti ini. Kami terbantu oleh kerja cepat dari TNI dan Polri di lapangan,” katanya.
Hingga berita ini disusun, BPBD Kota Sabang masih melakukan pendataan menyeluruh terhadap dampak kebakaran, termasuk jumlah rumah terdampak dan kebutuhan mendesak bagi para korban.
Pemerintah Kota Sabang melalui BPBD
mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di lingkungan
permukiman padat. Aktivitas yang berisiko menimbulkan kebakaran, seperti
pembakaran sampah sembarangan atau penggunaan peralatan listrik tidak aman,
diharapkan dapat dicegah sedini mungkin.
[ARDHA]
Komentar0