![]() |
Pawai Ta’aruf Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H/2025 M oleh siswa dan siswi pelajar di Kota Sabang |
SUASANA Kota Sabang pada Kamis (24/7/2025) berubah semarak. Ribuan pelajar dari berbagai sekolah se-Kota Sabang tumplek blek di jalan utama kota. Dengan mengenakan busana Islami berwarna-warni, mereka berjalan beriringan sambil melantunkan shalawat dan memainkan rebana.
Suara hadrah menggema, memantul di antara bangunan dan pepohonan, seolah menegaskan bahwa Sabang adalah kota yang tak hanya indah secara alam, tetapi juga kaya dalam kehidupan religius.
Pawai Ta’aruf Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H/2025 M itu resmi dilepas oleh Wakil Wali Kota Sabang, Suradji Junus, bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Lapangan Darma Bakti. Dengan langkah penuh semangat, rombongan pelajar menempuh rute dari Lapangan Darma Bakti menuju Arena Sabang Fair, membawa pesan hijrah menuju kebaikan.
Lebih dari sekadar tradisi tahunan, Pawai Ta’aruf Muharram kini menjelma menjadi identitas keagamaan dan budaya Sabang. Bahkan, ia mulai digadang sebagai salah satu pintu masuk pengembangan wisata religi, yang memperkaya citra Sabang sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum 1 Muharram sebagai ruang refleksi spiritual. Menurutnya, hijrah bukan sekadar peristiwa sejarah yang terjadi 14 abad lalu, melainkan proses yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus saat memberikan kata sambutan
“Hijrah adalah perjalanan spiritual yang harus kita lakukan setiap hari. Hijrah menuju pribadi yang lebih baik, hijrah menuju masyarakat yang lebih damai, dan hijrah menuju Sabang yang penuh berkah,” ujar Suradji di hadapan ribuan peserta pawai.
Ia menegaskan, Pawai Ta’aruf Muharram bukan hanya acara seremonial, melainkan bentuk nyata semangat kebersamaan masyarakat Sabang. Generasi muda, kata Suradji, perlu belajar bahwa merayakan tahun baru Islam bukan dengan hura-hura, melainkan dengan memperkuat nilai spiritual dan kebersamaan.
“Kita ingin agar generasi muda belajar, bahwa merayakan tahun baru Islam bukan dengan pesta, tetapi dengan meneguhkan nilai-nilai spiritual dan persaudaraan,” tambahnya.
Bagi Suradji, kegiatan ini sekaligus memperlihatkan wajah religius, harmonis, dan penuh toleransi Kota Sabang. Sebuah potret yang memperkaya identitas kota kepulauan di ujung barat Indonesia ini.
Pawai tahun ini mencatat partisipasi luar biasa. Sebanyak 46 sekolah se-Kota Sabang ikut ambil bagian, mulai dari tingkat sekolah dasar, madrasah, hingga sekolah menengah. Para siswa tampil penuh kreativitas dalam busana Islami, ada yang mengenakan seragam putih bersorban, ada pula yang mengenakan gamis dan hijab warna-warni. Rebana dan hadrah menjadi pengiring langkah, menggantikan drum band yang biasanya hadir pada tahun-tahun sebelumnya.
Wakil Wali Kota Sabang bersama Forkopimda melepas peserta pawai di lapangan Yos sudarso Sabang
Keputusan mengganti musik pengiring dengan nuansa Islami ini bukan kebetulan. Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Kota Sabang mendorong konsep yang lebih Islami, agar pawai benar-benar mencerminkan syiar Islam.
Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Kota Sabang, Marwan, menegaskan bahwa Pawai Ta’aruf Muharram merupakan bagian dari upaya memperkuat potensi wisata religi di Sabang.
“Dengan momentum Muharram, kita ingin menampilkan wajah Sabang sebagai kota religius yang bisa menjadi daya tarik wisata. Tidak hanya laut dan pantai, tetapi juga nilai budaya dan religius,” ungkapnya.
Tema pawai tahun ini selaras dengan visi tersebut: “Dengan Momentum Muharram, Kita Tingkatkan Potensi Wisata Religi di Kota Sabang.”
Menurut Marwan, kegiatan ini bukan hanya sarana perayaan, melainkan juga edukasi dan promosi. Wisatawan yang datang dapat merasakan langsung atmosfer religius masyarakat Sabang, yang memberikan pengalaman berbeda dibanding destinasi lain.
“Berpakaian Islami jangan hanya untuk acara tertentu. Ini harus menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di sekolah, di tempat kerja, maupun dalam aktivitas sosial lainnya,” tegas Marwan.
Bagi Marwan, pawai ini juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi berpakaian Islami. Identitas masyarakat Muslim Sabang, katanya, harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar seremonial.
Sabang selama ini dikenal luas sebagai surga bahari. Pantai Iboih, Tugu Nol Kilometer, dan keindahan bawah laut Pulau Weh menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, lewat kegiatan seperti Pawai Ta’aruf Muharram, Sabang ingin menghadirkan citra baru: kota wisata yang tidak hanya kaya akan panorama laut, tetapi juga nilai religius dan budaya.
Ragam pesam Islami yang dibawa oleh para pelajar
Pawai ini melengkapi deretan agenda budaya yang sudah ada, seperti Sabang Marine Festival dan Sabang Fair. Kehadirannya menambah ragam atraksi yang bisa ditawarkan Sabang kepada wisatawan.
Bagi masyarakat Sabang, Muharram adalah bulan penuh makna. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW menjadi inspirasi perjalanan hidup. Melalui Pawai Ta’aruf, pemerintah kota mengajak masyarakat untuk terus melakukan perubahan positif.
Marwan menegaskan, hijrah bukan semata perpindahan fisik, melainkan juga perubahan perilaku, penguatan kebersamaan, dan komitmen membangun kota dengan nilai Islami.
“Kita berharap, semangat hijrah ini menjadi energi untuk membangun Sabang yang lebih baik. Hijrah dalam cara berpikir, hijrah dalam perilaku, dan hijrah menuju masa depan yang lebih berkah,” kata Marwan.
Setiap tahun, Pawai Ta’aruf Muharram di Sabang menjadi magnet bagi warga dan wisatawan. Dokumentasinya tersebar luas di media sosial, menjadi etalase digital yang memperkenalkan Sabang sebagai kota Islami ke dunia luar.
Sabang mungkin lebih dikenal karena laut birunya, tetapi Pawai Ta’aruf Muharram membuktikan bahwa Sabang juga memiliki kekayaan spiritual. Suara rebana, lantunan shalawat, dan ribuan langkah pelajar adalah potret harmoni yang jarang ditemui di tempat lain.
Sabang kini berdiri sebagai kota yang ramah, damai, dan religius. Pawai Ta’aruf Muharram meneguhkan identitas itu, sekaligus membuka peluang baru untuk memperkenalkan Sabang sebagai destinasi wisata religi yang unik dan membanggakan.
Pawai Ta’aruf 1 Muharram 1447 H/2025 M di
Sabang bukan sekadar arak-arakan pelajar. Ia adalah simbol hijrah, momentum
perubahan, ajang ukhuwah, sekaligus promosi wisata religi. Dari Lapangan Darma
Bakti hingga Arena Sabang Fair, langkah ribuan pelajar meninggalkan jejak
semangat hijrah yang akan menjadi energi membangun Sabang lebih berkah.
Komentar0