![]() |
ist |
KABARHI.ID | Sabang - Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Sabang menyoroti kelangkaan beras subsidi yang kian menyulitkan masyarakat. Padahal, stok di gudang Bulog tercatat mencapai 690 ton namun belum juga disalurkan.
Wakil Ketua DPRK Sabang, Albina Arrahman, menyebut persoalan ini membuat warga semakin terjepit. Keluhan tentang sulitnya mendapatkan beras subsidi ukuran 5 kilogram semakin sering terdengar.
“Masyarakat makin susah. Beras murah tak tersedia, sementara yang premium pun rawan dioplos. Beli yang murah tak ada, beli yang mahal pun penuh risiko,” tegas Albina kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Albina menjelaskan, masalah ini bermula dari temuan Bulog yang mendapati sejumlah pengecer menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp65 ribu per 5 kilogram. Namun, alih-alih menindak tegas oknum, Bulog justru menghentikan distribusi ke seluruh pengecer, termasuk yang selama ini patuh aturan.
“Yang nakal ditindak, yang patuh jangan dihukum. Ini urusan perut rakyat. Jangan sampai karena oknum, seluruh masyarakat dikorbankan,” katanya.
Ia juga menyinggung Surat Penugasan dari Badan Pangan Nasional Nomor: 173/TS.02.02/K/7/2025 tertanggal 8 Juli 2025, yang jelas memerintahkan percepatan distribusi beras. Namun, hingga kini, ia menilai belum ada tindak lanjut konkret.
“Kalau Presiden sudah bilang ‘percepat’, ya harusnya dipercepat. Kenapa malah ditahan-tahan? Begitu aja kok susah?” katanya lagi.
Selain beras subsidi, Albina juga menyoroti kelangkaan beras premium seperti Yushima dan Nuri yang kian langka di pasaran. Kondisi ini, menurutnya, terjadi karena pasokan gabah minim akibat sebagian besar sudah diserap Bulog.
“Kalau terus begini, yang susah bukan cuma orang miskin, semua lapisan bisa terdampak,” tutupnya.
DPRK Sabang berencana segera mengundang Bulog dan Disperindagkop dalam rapat dengar pendapat (RDP) untuk mencari solusi konkret.[]
Komentar0