Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Sabang.
KABARHi.id I Sabang – Dewan Perkawilan Rakyat Kota (DPRK) Sabang minta Wali Kota Sabang segera ganti Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Pasalnya, desakan pergantian tersebut terus berdatangan dari berbagai kalangan masyarakat yang menilai kondisi manajemen RSUD tidak baik-baik saja.
Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Sabang, Ridwan, menegaskan bahwa sudah saatnya pimpinan daerah yang baru melakukan pergantian Direkrur sekaligus perombakan menyeluruh terhadap manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sabang.
“Kami secara tegas telah merekomendasikan agar segera diganti,” ujar Ridwan kepada awak media yang disampaikan sebelum Laporan LKPJ.
Menurutnya, rekomendasi tersebut berdasarkan hasil pantauan langsung Komisi IV bersama TIM serta banyaknya laporan masyarakat yang masuk. Ia menilai bahwa kondisi manajemen saat ini tidak lagi memadai dan perubahan menjadi sangat mendesak.
“Kami menerima banyak keluhan dari masyarakat, dan kami pun melihat langsung kinerja RSUD di lapangan,” tambahnya.
Pada saat Tim Panitia Khusus DPRK Sabang Urusan Bidang Keuangan, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat terhadap Rancangan Qanun Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Sabang Tahun Anggaran 2024.
Saat tinjau langsung ke RSUD dalan agenda LPJ mengenai Kalibrasi alat medis, Ridwan juga meminta agar alat medis dikalibrasi sesuai dengan aturan yang ada apa itu per enam bulan atau per tahun agar dapat memenuhi kebutuhan pelayanan di RSUD Kota Sabang.
Tim Panitia Khusus DPRK Sabang Urusan Bidang Keuangan, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat terhadap Rancangan Qanun Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Sabang Tahun Anggaran 2024
juga menemukan kelebihan bayar pada pekerjaan lanjutan pembangunan rumah sakit (gedung lift).
Yang mana dari hasil pemeriksaan BPK RI terjadi kekurangan volume pekerjaan dan mengakibatkan kelebihan bayar sebesar Rp 57.589.153,59.
Tim pasus meminta kepada wali kota memerintahkan RSU Sabang selaku PA menindaklanjuti temuan BPK RI dan menyetorkan temuan tersebut ke kas daerah.
Ia menekankan bahwa pihaknya tidak sedang mencari siapa yang salah atau benar, melainkan menginginkan perbaikan menyeluruh demi pelayanan medis yang optimal bagi masyarakat Sabang.
“Kami ingin yang terbaik. Sudah waktunya pelayanan kesehatan di RSUD Sabang ditingkatkan secara signifikan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ridwan juga menyoroti persoalan rujukan pasien ke Banda Aceh yang dinilainya terlalu sering, seolah RSUD Sabang belum mampu menangani banyak kasus medis secara mandiri.
“Ada kesan sedikit-sedikit dirujuk ke Banda Aceh.
Kami harapkan perubahan nyata, baik dari sisi pelayanan medis maupun sistem manajemennya, agar RSUD Sabang bisa benar-benar menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan di kota ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Sabang, Jalaluddin Z. Ky, turut menyatakan dukungannya terhadap langkah Komisi IV.
Ia menilai kondisi RSUD Sabang saat ini memang sangat mengecewakan, dan perubahan manajemen merupakan langkah yang tepat.
“Kondisinya ibarat komputer yang sudah terlalu banyak junk file, cache, dan error. Perlu diinstal ulang dan di-update sistem keamanannya.
Sudah waktunya dibenahi total,” katanya.
Jalaluddin juga menyoroti sikap manajemen RSUD yang dianggap tidak komunikatif dengan media, bahkan terkesan anti kritik.
“Manajemen seolah alergi terhadap wartawan. Padahal pers memiliki fungsi sebagai kontrol sosial. Harusnya manajemen terbuka terhadap kritik yang membangun,” ujarnya.(Prim)
Komentar0