TpCoGpCiTfO9GpY6GpOpBSdlTA==

Mitigasi Bencana Perlu Antisipatif Sejak Dini

Kebakaran hutan lindung di Sabang

PENTINGNYA kesiapan  dalam menghadapi bencana perlu dilakukan antisipatif sejak dini. Karena, mitigasi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tetapi harus dilakukan secara menyeluruh bersama semua pihak.

Namun, upaya antisipatif tersebut harus menjadi bagian dengan melibatkan warga atau masyarakat dari kebijakan yang struktur berkaitan dengan kebencanaan. 

Ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi risiko bencana yang sewaktu-waktu bisa datang terjadi. Tujuannya tidak lain adalah agar masyarakat tidak hanya menjadi korban, tetapi juga bagian dari solusi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Membangun budaya siaga, bukan sekadar budaya tanggap saja, tapi masyarakat nantinya sudah tahu apa yang harus dilakukan sebelum bencana datang. Mitigasi bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup manusia.

Pj Wali Kota Sabang Andri Nourman bersama stakeholder terkait saat membersihkan area jalan masuk ke spot wisata air terjun pasca terjadi pohon tumbang dan longsor

"Jadi menurut saya, pengenalan kesiapsiagaan usia dini perlu ditanamkan kepada para pelajar, karena pelajar merupakan orang yang paling cepat menstransfer ilmu yang didapat dari sekolah untuk keluarga dan masyarakatnya. 

Oleh karena itu, pemberdayaan anak di usia dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana.

Sehingga ketika terjadi bencana siswa, guru, dan masyarakat tidak lagi kebingungan, panik, karena telah memahami bagaimana cara mengurangi risiko bencana,"kata Plt. Kepala BPBD Kota Sabang, Harry Susethia, ST., MT.,

Petugas Pemadam Kebakaran dan TRC BPBP Mendengarkan Arahan Dari Perwira TNI AL Dalam Salah Satu Kegiatan Simulasi Yang Digelar Lanal Sabang

Menurutnya, untuk mencapai tujuan yang dimaksud, sangat diperlukan media yang tepat untuk menanamkan mitigasi bencana yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari para pelajar. 

Seperti contohnya, penanaman mitigasi bencana sejak dini di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan cerita bergambar, latihan simulasi ringan, maupun menyisipkan materi mitigasi bencana ke dalam materi pelajaran yang sesuai.

Pemberdayaan anak sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana. 

Dengan harapan pengetahuan yang didapat dari sekolah dapat ditularkan pada lingkungan sekitar dalam rangka mengurangi risiko bencana.

Kecuali itu juga kata Andre Nourman, pentingnya membangun ketangguhan komunitas sebagai fondasi keberhasilan penanggulangan bencana, Ia juga sudah mendorong agar sekolah, rumah ibadah, dan pusat-pusat layanan publik memiliki rencana kontingensi yang jelas.

Dan peran ini juga sudah berhasil dijalankan BPBD dengan menunjukan melalui langkah-langkah konkret di lapangan.

Tim BPBD Kota Sabang Mengikuti Simulasi Kebencanaan di Kota Sabang

Ke depan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang lebih baik lagi, BPBD Sabang sudah membuat program untuk melakukan berbagai pelatihan dan sertifikasi kebencanaan.

Termasuk juga sudah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga lainnya, baik lembaga lokal, nasional maupun internasional. "Keinginan saya ingin mendorong inovasi dalam penanggulangan bencana. 

Salah satunya adalah penggunaan teknologi digital untuk sistem peringatan dini dan pelaporan cepat. Tentunya ini sangat penting, sebab teknologi harus menjadi sekutu dalam menghadapi ancaman bencana di masa depan.

Dengan kondisi geografis seperti Sabang, kita tidak bisa bertumpu hanya pada metode konvensional. Kita harus cerdas memanfaatkan teknologi untuk mempercepat deteksi, evakuasi, dan pemulihan,” demikian  Harry Susethia.

(Advertorial)

Komentar0

Type above and press Enter to search.