TpCoGpCiTfO9GpY6GpOpBSdlTA==

BPBD Imbau Nelayan Waspada Terhadap Cuaca

 

Peta Cuaca dari BMKG Sabang

KABARHI.ID | Sabang — Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi dalam sepekan terakhir melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Kota Sabang, Aceh. Kondisi ini dipicu oleh sejumlah fenomena atmosfer yang kini tengah aktif dan menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sabang.

Sekretaris BPBD Kota Sabang, Harry Susethia, mengatakan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi dipengaruhi oleh kombinasi angin monsun Asia, gelombang ekuator (Rossby dan Kelvin), hingga kemunculan bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.

“Untuk wilayah Sabang, angin monsun Asia menjadi faktor dominan. Kekuatan angin ini bersifat periodik dan kini sedang mencapai puncaknya pada musim timuran, yakni Desember hingga Januari. Sementara itu, pengaruh La Nina di kawasan ini tergolong lemah,” ujar Harry saat dikonfirmasi, Minggu (19/1/2025).

Harry menjelaskan bahwa gelombang ekuator juga turut memperkuat dinamika cuaca yang terjadi. Gelombang Rossby Ekuator saat ini terpantau aktif dan menyebar ke arah barat, memengaruhi kawasan Samudra Hindia bagian barat, Selat Malaka, hingga sebagian wilayah Kalimantan. Sementara gelombang Kelvin bergerak ke timur dan berdampak pada wilayah selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua bagian selatan.

Selain itu, bibit siklon tropis terpantau di Samudra Hindia bagian selatan Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Bibit siklon ini membentuk area perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sejumlah wilayah Indonesia.

“Sirkulasi siklonik di perairan barat Aceh juga turut memengaruhi dinamika cuaca di kawasan Sumatra, termasuk Sabang. Hal ini menyebabkan peningkatan curah hujan, angin kencang, dan gelombang laut yang cukup tinggi,” jelasnya.

Akibat kondisi tersebut, BPBD Kota Sabang mengimbau warga, khususnya masyarakat pesisir dan para nelayan, agar meningkatkan kewaspadaan. Gelombang laut di perairan sekitar Pulau Weh diketahui mencapai ketinggian yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran dan penangkapan ikan.

“Kami mengingatkan nelayan agar mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum melaut. Warga yang tinggal di wilayah rawan longsor dan banjir juga diminta untuk lebih waspada,” tambah Harry.

Tak hanya berdampak pada wilayah pesisir, intensitas hujan yang tinggi juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi lain seperti banjir, pohon tumbang, hingga tanah longsor, terutama di wilayah-wilayah dengan kontur tanah curam.

Meski cuaca buruk masih berlanjut, BPBD memprediksi kondisi akan mulai berangsur membaik setelah tanggal 20 Januari 2025, atau memasuki dasarian ketiga bulan ini.

“Kami tetap mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan informasi cuaca dari sumber resmi seperti BMKG, terutama jika ingin melakukan aktivitas luar ruang, apalagi yang berhubungan dengan laut,” ujar Harry.

BPBD Kota Sabang juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BMKG dan Basarnas untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana. Tim reaksi cepat (TRC) telah disiagakan untuk merespons cepat setiap laporan yang masuk dari masyarakat.

[ARDHA]

Komentar0

Type above and press Enter to search.